BERWIRAUSAHA
1.
jenis jenis
perencanaan wirausaha
a. Perencanaan Strategis
Adalah perencanaan jangka panjang
yang dipusatkan pada organisasi secara keseluruhan. Wirausahawan memandang
organisasi sebagai satu unit total dan memutuskan apa yang hendak dilakukanyan
dalam jangka panjang untuk mencapai tujuan organisasinya. Perencanaan jangka
panjang wirausahawan adalah mencoba menentukan apa yang akan dilakukan oleh
organisasi agar berhasil dalam kurun waktu 3 sampai 5 tahun mendatang.
Adalah suatu rencana luas dan umum yang dikembangkan untuk mencapai tujuan
organisasi jangka panjang. Strategi adalah hasil akhir dari
perencanaan strategis. Agar strategi bisa berdaya guna , ia harus konsisten
dengan tujuan organisasional yang pada akhirnya harus konsisten dengan maksud
organisasional.
Walaupun perumusan strategi adalah salah satu langkah dalam proses manajemen
strategis, perumusan strategi lebih banyak mendapatkan perhatian dalam literatur
manajemen dibandingkan proses lainnya.
- Pertanyaan dalam
Merumuskan Strategi
Ø Apakah tujuan dan maksud dari organisasi itu? Jawaban pertanyaan ini
adalah memberitahukan kearah mana organisasi tersebut diarahkan. Strategi yang
tepat guna mencerminkan maksud dan tujuan organisasi.
Ø Kemankah organisasi ini akan diarahkan? Jawabannya dalah bisa dengan
memberitahukan pada wirausahawan apakah organisasi sedang mencapai tujuannya,
jika iya, apakah tingkat kemajuan ke arah pencapaian tujuan tersebut memuaskan
atau tidak.
Ø Dengan jenis kondisi lingkungan apa organisasi tersebut mempunyai
keberadaan? Baik lingkungan internal dan eksterbal, maupun faktor-faktor di
dalam dan diluar organisasi, termasuk apa yang ditanyakan oleh pertanyaan ini.
Jawabannya bisa membantu wirausahawan didalam menetapkan kekuatan, kelemahan,
masalah-masalah, dan kesempatan organisasi yang ada.
b. Perencanaan Taktis
Adalah perencanaan jangka pendek yang menekankan pada operasi berbagai
bagian organisasi yang sedang berjalan. Wirausahawan menggunakan perencanaan
taktis untuk menguraikan apa yang harus dilakukan oleh berbagi bagian dari
organisasi untuk mencapai keberhasilan pada jangka waktu satu tahun atau
kurang.
Wirausahawan memerlukan perencanaan strategis maupun taktis, tetapi kedua
program tersebut harus saling berhubungan agar tercapai suatu keberhasilan.
Perencanaan taktis hendaknya dipusatkan pada apa yang akan dilakukan dalam
jangka pendek untuk membantu mencapai tujuan jangka panjang yang ditentukan
dengan perencanaan strategis.
C. Perencanaan dan Tingkat Manajemen
Manajemen adalah puncak dari suatu organisasi, mempunyai tanggung jawab
utama untuk melihat apakah perencanaan sudah dilaksanakan atau tidak. Walaupun
semua tingkat manajemen terlibat dalam proses perencanaan, manajemen tingkat
atas biasanya menggunakan waktu perencanaan yang lebih banyak dibandingkan
manajemen tingkat bawah. Manajemen tingkat bawah biasanya lebih terlibat dengan
kegiatan operesional dan organisasi, dan karenanya mempunyai waktu lebih
sedikit dalam proses perencanaan dibanding dengan manajemen tingkat atas.
Manajemen menengah biasanya menggunakan waktu lebih sedikit dibanding manajemen
tingkat atas.
( Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perencanaan-organisasi-kewirausahaan/
)
2. Pendekatan dalam Perencanaan
Organisasi Wirausaha
Tiga pendekatan atau filsafat dasar untuk melaksankan funsi perencanaan
adalah :
Pendekatan Probabilitas Tinggi
Pendekatan probabilitas tinggi perencanan didasarkan pada filsafat bahwa
seharusnya terdapat probabilitas tinggi bahwa organisasi tidak bias mencapai
keberhasilan. Perencanaan menggunakan pendekatan probabilitas tinggi yang
ditunjukkan langsung untuk menjamin tingkat keberhasilan yang bias diterima.
Pendekatan maksimasi
Pendekatan maksimasi didasarkan pada filsafat bahwa organisasi hendaknya
mencapai keberhasilan sebesar mungkin. Perencana biasanya menggunakan
maksimasi dan secara konstan menggunakan teknik kuantitatif dan paling
banyak digunakan adalah model matematis. Perencana membangun model otomatis
dari system yang mereka rencanakan dan mendasarkan model tersebut bereaksi
dengan perubahan dari luar. Melalui penggunaan model tersebut dn teknis
matematis lainnya, perencana pendekatan makimasi mencoba untuk:
1. meminimasi sumber daya yang digunakan
untuk mendapat tingkat prestasi (performance) tertentu
2. memaksimumkan prestasi yang bisa
dicapai dengan sumber daya yang diharapkan tersedia
3. mendapat keseimbangan biaya (sumber
daya yang dikonsumsi) dan manfaat (prestasi) yang terbaik
Pendekatan maksimasi perencanaan seperti pendekatan probabilitas tinggi yang
mempunyai keutungan dan kerugian. Keuntungan adalah pendekatan ini secara
kontinyu menekankan padapencapaian kuntungan potensial penuh dari organisasi dn
mengunakan teknik kuantitatif yang canggih untuk mengembangkan rencananya.
Kerugian pendekatan ini yaitu biasanya memperlakukan komponen organisasi
sepenuhnya bisa dikuantifikasi dan bisa diprediksi.
Pendekatan adaptasi
Pendekatan adaptasi menekankan bahwa perencanaan yang efektif dipusatkan
pada usaha membantu organisasi untuk berubah atau menyesuaikan diri denga
variabel eksternal atau internal. Pendekatan ini didasarkan pada filsafat bahwa
suatu ketidak mampuan beradaptasi adalah kendala besar bagi keberhasilan
orgnisasi.
Perencana yang menggunakan pendekatan ini yaitu:
- melihat perubahan
organisasional yang tidak bisa dihindari
- memusatkan diri pada antisipasi perubahan
masa depan
- menentukan, melalui analisa
organisasional, bagaimana memodifikasi organisasi ketika tiba saat untuk
berubah
Keuntungan pendekatan adaptasi yaitu dfokuskan pada lingkungan eksternal dan
internal dari organisasi untuk memprediksi perubahan organisasional. Tanpa memandang
pendekatan perencanaan yang digunakan, analisa lingkungan adlah perlu agar
orgnisasi tetap mempunyai keberadaan. Kerugian pendekatan ini termasuk
penekanan yang kurang pada tujuan organisasi dibanding dengan pendekatan
probabilitas tinggi dan pendekatan adaptasi dan kemungkinan bahwa analisa
orgnisasi dan perubahan yang dihasilkan lenih merupakan akhir dari perencanaan
daripada sebagai alat mencapai keberhasilan.
3. Alat Perencanaan Organisasi Wirausaha
Adalah teknik yang digunakan wirausahawan untuk membantu
mengembangkan rencan-rencana.
Peramalan (forecasting)
Adalah teknik prediksi terjadinya lingkungan masa depan yang akan
mempengaruhi operasi organisasi. Walaupun teknik peramalan yang canggih relatif
modern, konsep peramalan bisa ditelusuri kembali sekurang-kurangnya pada
literatur manjemen dari Fayol. Arti penting dari peramalan terletak pada
kemampuannya untuk membantu wirausahawan mengerti dengan lebih baik perbaikan
masa depan dari lingkungan organisasional, yang pada gilirannya membantu
wirausahawan untuk merumuskan rencana-rencana yang lebih efektif.
Walaupun suatu proses peramalan organisasional yang lengkap bisa dan
biasanya semua tipe peramalan yang disinggung pada paragraf terdahulu,
peramalan penjualan dikutip sebagai ”kunci” peramalan organisasional. Ramalan
penjualan adalah suatu prediki tentang seberapa tinggi dan rendahnya penjualan
selama periode waktu yang diramalkan. Ramalan penjualan adalah ramalan ”kunci”
karena ia bertindak sebagai garis pendoman fundamental bagi perencanaan dalam
organisasi . Sekali ramalan penjualan telah dilengkapi, wirausahawan bisa
memutuskan apakah lebih banyak penjualan yanh harus disewa, apakah lebih banyak
dana bagi ekspansi pabrik yang hrus dibutuh kan, atau apakah pengurangan tenaga kerja
dan pemotongan pada bidang tertentu adalah perlu bagian berikut.
Metode Analisa Runtun Waktu ( time series analysis method )
Metode analisia runtun waktu memprediksi penjualan dimasa mendatang dengan
menganalisa hubungan historis antara waktu dan penjualan . Informasi
menun jukan hubungan antara waktu dan penjualan bisa disajikan dalam bentuk
grafik . Penyajian ini dengan jelas menunjukan kecenderunagn dimasa lalu , yang
bisa digunakan untuk meramal penjualan dimasa mendatang .
Hasil dari metode analisa runtun waktu dipandang sangat dibutuhkan
oleh wirausahawan. Akan tetapi, karena dalam jangka panjang produk
umumnya melewati apa yang dinamakan siklus hidup produk, hasil tersebut
bisa dianggap sebagai terlalu optimis. Siklus hidup produk ada lima tahap melalui mana hampir semua produk
dan jasa baru akan melewatinya. Lima
tahap tersebut adalah pengenalan, pertumbuhan, kedewasaan, kejenuhan,
penurunan, dan kemandekan.
Penjadwalan (scheduling)
Pada dasarnya penjawalan adalah proses perumusan daftar aktivitas yang
mendetail yang harus di laksanakan untuk mwencapai tujuan organisasdi. Daftar
aktivitas tersebut merupakan bagian integral dari rencana organisasional.peta
Gannt (Gannt Chart) dan analisa network adalah dua teknik penjadwalan yang akan
dibahas pada paragraf berikut.
Peta Gannt (Gannt Chart)
Peta Gannt adalah peralatan penjadwalan yang dikembangkan oleh Henry L.
Gannt. Peta ini pada dasarnya diagram balok (bar graph) dengan waktu pada sumbu
harisontal dan sumber daya yang dijadwalkan beradA pada sumber vertikal. Sumber
daya yang mungkin Dijadwalkan.
Teknik Evaluasi dan Telaah program (program evaluation and review techniqui)
tau pert
Kelemahan dari peta gannt adalah bawaan ia tidak mengandung suatu informasi
tentang saling hubungan di antara tugas-tugas yang yanng di laksanakan. Semua
tugas yang di laksanakan di cantumkan pada peta, tetapi tidak ada cara untuk
memberitahukan apakah suatu tugas harus di laksanakan sebelum tugas yang
lainnya bisa di selesaikan . Teknik Evaluasi dan Telaah pragram (PERT),suatu
teknik yang berasal sebagian dari teknik peta grannt, adalah alat penjadwalan
yang dirancang untukmenekankan pada saling hubungan diantara tugas-tugas.
Definisi Pert
PERT adalah jaringan aktivits proyek yang menujukan baik estimasi waktu yang
diperlukandalam proyek,maupun hubungan berangkai antara aktivitas-aktivitas yang
harus diikuti untuk menyelesaikan proyek.
Jaringan pert mengandung dua
elemen utama : aktivitas peristiwa. Aktivitas adalahperaangkat perilaku
tertentu dalam proyek. Sementara peristiwa adalah penyelesaian tugas untuk
proyek. Dalam jaringan PERT tiap-tiap peristiwa di berikan aktivitas yang
berhubungan yang harus dilaksanakan sebelum peristiwa tersebut terwujud.
Jalur Kratis (CriticalPath)
Perhatian hendaknya dipusatkan pada jalur kritis dari jaringan PERT.jalur
kritis adalah rangkaiandari peristiwa dan aktivitas yang memerlukan periade
waktu paling lama untuk diselesaikan.Julur ini di namakan jalur kritis karnrna
penunaan pada waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan rangkaian ini akan
menyebabkan penundaan pada proyek.
Langkah Langkah didalam Mendisain Jaringan PERT
Didalam mendisain suatu jaringan PERT, wirausahaan hendaknya mengikuti empat
langkah utama berikut ini :
Langkah 1 Wirausahaan hendaknya mencantumkan (a)semua aktivitas/peristiwa
yang harus diselesaikanuntuk suatu proyek dan(b) urutan dengan mana
aktivitas/peristiwa tersebut harus dilaksanakan.
Langkah 2Wirasahawan hendaknya menentukan berapa banyak waktu yang di
butuhkanuntuk menyelesaikantiap-tiap aktivitas/peristiwa
Langkag 3 Wirausahawanhendaknya mendisain suatu jaringan PERT yang mencerminkan
semua informasiyang terkandung pada langkah 1 dan 2.
Langkah 4 wirausahaan hendaknya mengidefikasi.
( Sumber :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/perencanaan-organisasi-kewirausahaan/
)
4. Teori Organisasi
Wirausaha
Neo Klasik, teori ini memandang perusahaan sebagai sebuah
istilag teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya
dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk
menentukan nilai optimal dari variabel keputusan. Hmmm, jadi individu hanya
bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang kontribusinya relatif kecil terhadap
perusahaan. Kasihan bener ya tapi Masa sih? …… Jadi pendekatan neoklasik tidak
cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Kata Grebel dkk,
“There is no space for an entrepreneur in neoclassical theory”. Nah loh, jadi
dimana letak teori kewirausahaannya dong? Tapi sebagai titik awal masih
bermanfaat juga kok. Kan
konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih mengakui
juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan individu inilah
yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau intrapreneur, yang akan
dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.
Schumpeter’s entrepreneur, kajian schumpeter lebih banyak
dipengaruhi oleh kajian kritisnya terhadap teori keseimbangan (equilibrium
theory)-nya Walras. Waduh…. harus mengulang kembali berbagai teori-teori
ekonomi nih hehehe. Menurut beliau, untuk mencapai keseimbangan diperlukan
tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan
“cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan. Jadi kata kuncinya “berulang
dengan cara yang sama”, yang menurut Schumpeter disebut “situasi statis”, dan
situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Hmmm agak jelimet juga nih. Saya
mencoba membuat interpretasi lain terhadap pernyataan teoritis tersebut, “
Orang-orang
yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa perubahan“.
Schumpeter berupaya melakukan investigasi terhadap dinamika di balik perubahan
ekonomi yang diamatinya secara empiris. Singkat cerita, akhirnya beliau
menemukan unsur eksplanatory-nya yang disebut “
inovasi“. Dan
aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut disebut
entrepeneur.
Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang inovatif yang akan membuat
perubahan. Hmmmm, begitulah “warisan” dari Om Schumpeter hehehe.
Austrian School, Mengutip Adaman dan Devine (2000), masalah
ekonomi mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum
diketahui umum) yang terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari
kegiatan para entrepreneur yang bersiang. Hmmmmmm…… tambah bingung nih. Ada dua konsep utama
disini yaitu pengetahuan tersembunyi (orang lain belum tahu) yang dikaji oleh
Hayek dan kewirausahaan oleh Mises. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan
tersebut terjadi melalui tindakan entrepreneural. Dan seorang entrepreneur akan
mengarahkan usahanya untuk mencapai potensi keuntungan dan dengan demikian
mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan. Oooohhh
begitu toh, jadi artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui
pengetahuan (atau informasi) baru (dimana orang banyak belum mengetahuinya).
Dan pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh
keuntungan.
Wah beda-beda tipis ya
dengan schumpeter dengan konsep inovasinya. Kan dengan inovasi juga kita bisa
mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.
Penemuan pengetahuan tersembunyi
merupakan proses perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan
titik awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Ketika dunia
dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses dan gagal
(hmmm memang begitu adanya ya hehehe). Namun seorang entrepreneur selalu
berusaha memperbaiki kesalahannya. Wah kalo begitu sih, ternyata orang tua Saya
sudah memahami Austrian Sholl ini dong. Buktinya mereka sering
berkata:”Kegagalan itu adalah sukses yang tertunda”, “Belajarlah dari
kesalahan”, atau “Hanya keledai lah yang terperosok dua kali” hehehe. Kasihan
bener ya keledai Padahal “keledai” yang berjumpalitan beberapa kali (gagal dan gagal lagi)
akhirnya bisa juga menemukan kesuksesan, itulah seorang entrepreneur.
Kirzerian Entrepreneur, Kirzer memakai pandangannya Misesian
tentang “human action” dalam menganalisis peranan entrepreneural. Singkat kata,
unsur entrepreneur dalam pengambilan keputusan manusia dikemukan oleh Om Kirzer
ini lho. Wah beliau ini pasti setuju deh dengan jargon “the man behind the gun”
ya hehehe. Menurut beliau, “knowing where to look knowledge”. Dan dengan
memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur bisa
menghasilkan keuntungan. Petuah lain dari beliau adalah “
This
insight is simply that for any entrepreneurial discovery creativity is
never enough: it is necessary to recognize one’s own creativity“.
( Sumber : Sumber :
http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/bhermana/2008/04/05/sejarah-dan-teori-kewirausahaan/
)
5. Departementalisasi Rentang Manajemen
Departementalisasi adalah proses penentuan
cara bagaimana kegiatan yang dikelompokkan. Beberapa bentuk departementalisasi
sebagai berikut : 1. Fungsi 2. Produk atau jasa 3. Wilayah 4. Langganan 5.
Proses atau peralatan 6. Waktu 7. Pelayanan 8. Alpa – numeral 9. Proyek atau
matriks
Rentang manajemen atau rentang kendali adalah kemampuan manajer untuk melakukan
koordinasi secara efektif yang sebagian besar tergantung jumlah bawahan yang
melapor kepadanya. Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan
yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang manajer. Bawahan yang
terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit
juga kurang baik.
6. Bagaimana tentang pengembangan organisasi
wirausaha?
a. Strategi untuk mengubah
nilai-nilai daripada manusia dan juga struktur organisasi sehingga organisasi
itu dapat beradaptasi dengan dengan lingkungannya.
b.
Suatu penyempurnaan yang terencana dalam fungsi menyeluruh (nilai dan struktur)
suatu organisasi.
c. PO
merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian perencanaan perubahan yang
sistematis yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu organisasi.
d. PO
merupakan suatu pendekatan situasional atau kontingensi untuk meningkatkan
efektifitas organisasi
e. PO lebih menekankan pada system sebagai
sasaran perubahan.
f. PO meliputi perubahan yang sengaja direncanakan
( Sumber :
http://umatcentre.blogspot.com/2012/06/tugas-kewirausahaan.html
)
7. Etika dan Bisnis
Kewirausahaan
Etika bisnis selain dapat
menjamin kepercayaan dan loyalitas dari semua unsure yang berpengaruh pada
perusahaan juga sangat menentukan maju atau mundurnya perusahaan.
Menurut zimmer (1996:20) , etika bisnis adalah suatu kode etik perilak
pengusaha berdasarkan nilai-nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam
membuat keputusan dan memecahkan persoalan. Etika, pada dasarnya adalah suatu
komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan
melakukan “apa yang benar” untuk menentang apa yang salah dan buruk. Menurut
Ronald J Ebert dan icky M Griffin (200:80), etika
bisnis adalah istilah yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku
etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi.
Etika bisnis sangat penting untuk mempertahankan loalitas pemilik kepentingan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan. Mengapa demikian?
Karena semua keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
pemilik kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok
yang berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan. Ada dua
jenis pemilik kepentingan yang berpengaruh pada perusahaan yaitu pemilik
kepentingan internal dan eksternal. Investor, karyawan, manajemen dan pimpinan
perusahaan merupakan pemilik perusahaan merupakan pemilik kepentingan internal.
Sedangkan pelanggan, asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat
umum adalah pemilik kepentingan eksternal.
8. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis dan
Perilaku Bisnis
1.
Kesatuan (Unity)
Adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid
yang memadukan
keseluruhan aspek aspek kehidupan muslim baik dalam bidang ekonomi, politik,
sosial menjadi keseluruhan yang homogen,serta mementingkan konsep konsistensi
dan keteraturan yang menyeluruh.
Dari konsep ini maka
islam menawarkan
keterpaduan agama,ekonomi,dan sosial demi membentuk kesatuan.Atas dasar
pandangan ini pula maka etika dan bisnis menjadi terpadu, vertikal maupun
horisontal,membentuk suatu persamaan yang sangat penting dalam
sistem Islam.
2.
Keseimbangan (Equilibrium)
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan
bisnis,Islam mengharuskan untuk berbuat adil,tak terkecuali pada pihak yang
tidak disukai.Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Maidah : 8 yang
artinya : “Hai orang-orang beriman,hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah SWT,menjadi saksi dengan adil.Dan janganlah
sekali-sekali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil.Berlaku adillah karena adil lebih dekat dengan takwa”.
3.
Kehendak Bebas (Free Will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai
etika bisnis
islam,tetapi kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.Kepentingan
individu dibuka lebar.Tidak adanya batasan pendapatan bagi seseorang mendorong
manusia untuk aktif berkarya dan bekerja dengan segala potensi yang
dimilikinya.Kecenderungan manusia untuk terus menerus memenuhi kebutuhan
pribadinya yang tak terbatas dikendalikan dengan adanya kewajiban setiap
individu terhadap masyarakatnya melalui zakat.infak dan sedekah.
4.
Tanggungjawab (Responsibility)
Kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang
mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban
dan akuntabiliats.untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan,manusia perlu
mempertnaggungjawabkan tindakanya.secara logis prinsip ini berhubungan erat
dengan kehendak bebas.Ia menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh
manusia dengan bertanggungjawab atas semua yang dilakukannya.
5.
Kebenaran: kebajikan dan kejujuran
Kebenaran dalam konteks ini selain mengandung
makna kebenaran lawan dari kesalahan,mengandung pula dua unsur yaitu kebajikan
dan kejujuran.Dalam konteks bisnis kebenaran dimaksudkan sebagia niat,sikap dan
perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau
memperoleh komoditas pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau
menetapkan keuntungan. Dengan prinsip kebenaran ini maka
etika
bisnis Islam sangat menjaga dan berlaku preventif terhadap kemungkinan
adanya kerugian salah satu pihak yang melakukan transaksi ,kerjasama atau
perjanjian dalam bisnis.
9. Cara Mempertahankan Standar
Etika Bisnis dalam Wirausaha
A. Menciptakan
kepercayaan perusahaan
B. Jalankan
kode etik
C. Lindungi
hak perorangan
D. Adakan
pelatihan etika
E. Lakukan
audit etika secara periodik
F.
Pertahankan
standar yang tinggi tentang tingkah laku, jagan hanya aturan
G. Hindari
contoh etika yang tercela
H. Ciptakan
budaya komunikasi dua arah
10. Tanggung Jawab
Perusahaan terhadap Wirausaha
Tanggung jawab perusahaan, meliputi:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan
Perusahaan harus ramah lingkungan, artinya perusahaan harus
memperhatikan, melestarikan dan
menjaga lingkungan.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan
Semua aktivitas sumber daya manusia diarahkan pada tanggung jawab kepada
karyawan, dengan cara:
· Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
· Memberikan umpan balik, baik yang positif maupun
negatif
· Menceritakan kepada karyawan tentang kepercayaan
· Membiarkan karyawan mengetahui keadaan
perusahaan yang sebenarnya
· Memberikan imbalan kepada karyawan dengan baik
· Memberikan kepercayaan kepada karyawan
3. Tanggung jawab terhadap pelanggan
Tanggung
jawab perusahaan kepada pelanggan, meliputi dua kategori, yaitu:
· Menyediakan barang dan jasa yang berkualitas
· Memberikan harga produk yang wajar dan adil
Selain itu, perusahaan juga harus melindungi
hak-hak pelanggan, yaitu:
· Hak untuk mendapatkan produk yang aman
· Hak untuk mendapatkan informasi tentang segala
aspek
· Hak untuk didengar
· Hak untuk memilih apa yang akan dibeli
4. Tanggung jawab terhadap investor
Tanggung jawab berupa menyediakan
pengembalian investasi yang menarik dengan
memaksimumkan laba dan melaporkan kinerja keuangan seakurat dan setepat
mungkin.
5. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Tanggung jawab berupa menyediakan dan menciptakan
kesehatan dan menyediakan berbagai kontribusi terhadap masyarakat yang berada
di sekitar lokasi perusahaan.